Yaa Rabb... Ijinkan Aku Menangis
Ya Rabbi… Ijinkan aku menangis…
Ku berdiri dipersimpangan kehidupan, memandang tiga arah jalan masa depan…
Mencari sesuatu yang belum tau kepastianya…
Dalam kehidupan ini terkadang dipertemukan dengan pilihan yang membuat hati bergetar.
Memilih jalan kehidupan itu ibarat menimbang air dengan jala, begitu diambil habis sudah terangkat.
Jalan cerita kehidupan sudah tertata dilembaran yang tersusun rapi. Terkadang hati bertanya manakah yang harus diambil.
Duka dalam melangkah kadang menyapa, tangisan kadang menyolek, serta senyum kadang menjanjikan hal yang indah pada akhirnya.
Jalan cerita yang kita ambil itu terkadang memaksa kita untuk menentukan segala arah yang kita langkah.
Ratapan dalam melangkah itulah hasil dari sebuah usaha.
Kata orang jangan lihat hasilnya tapi lihatlah usahanya. Terkadang kita terjebak dalam usaha, begitu menjiwai usaha tapi melupakan tujuan akhir. Terbawa suasana, berlindung dengan segala kesibukan hanya untuk bilang usaha.
Usaha yang telah dikerjakan itu adalah suatu proses untuk menemukan sebuah nilai akhir. Goresan pena, derasnya keringat dalam proses perlu dipertanyakan. Benarkah goresan pena serta keringat yang telah kita keluarkan itu masuk dalam usaha, atau hanya goresan serta keringat yang sia-sia?
Keringat yang mengucur itu ibarat tenaga yang yang masuk. Dahaganya merindukan air ibarat suntikan vitamin. Itulah yang namanya usaha . Ada visi serta misi yang jelas. Ada sebuah pengorbanan yang keluar serta ada ikhlas yang diharap. Ada senyum yang menyapa.
Kadang aku bertanya kepada diri sendiri, sejauh mana aku memandang sebuah tujuan? Bertanya tentang usaha apa yang telah aku kerjakan untuk sebuah hasil? Apakah aku hanya berpangku tangan menunggu sebuah hasil?
Ketika berdiri di persimpangan kehidupan, diwaktu itulah diri ini dituntut untuk menentukan arah langkah.
Akan ke jalur masa depan yang cita atau akan menuju masa depan yang duka..kata orang biar waktu yang menjawab….apakah adil buat waktu? Semua dia yang menentukan, betapa hinanya diri ini yang menyerahkan kepada waktu, tanpa usaha ….
Allah pun tak akan memberikan kita sebuah perubahan bila kita tak merubah dahulu, bukankah Allah sesuai prasangka hambanya? Begitu bijaksana nya Allah,,,
Sahabat yang hebat bisa juga memulai Praktek Berpikir Positif, semoga kita bisa berlajar, berlatih dan berjuang untuk meraih nikmatnya hidup positif.
Komentar
Posting Komentar